Jumat, 28 Desember 2012

EFISIENSI UNIT-UNIT KEGIATAN EKONOMI INDUSTRI GULA YANG MENGGUNAKAN PROSES KARBONATASI DI INDONESIA

Review 2 Metodologi Penelitian
Efisiensi Unit-Unit Kegiatan Ekonomi Industri Gula
Yang Menggunakan Proses Karbonatasi Di Indonesia

Metodologi Penelitian

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan, dalam bagian ini akan diuraikan : (1) Obyek penelitian, (2) Data dan Sumber
data, (3) Variabel Penelitian dan (4) Metode Analisis.

I.Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah pabrik-pabrik gula yang menggunakan proses karbonatasi
sebagai Unit-unit Kegiatan Ekonomi (UKE).

II.Data dan Sumber Data
Data diperoleh dari Pusat Penelitian Industri Gula (P3GI). Asosiasi Gula Indonesia
(AGI), Dewan Gula Indonesia (DGI), Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Urusan Logistik, sebagai data sekunder. Data mengenai input –
output pabrik gula yang menggunakan proses karbonatasi tahun 2002.

III. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam kajian efesiensi relatif antar pabrik-pabrik
gula yang menggunakan proses karbonatasi yaitu:
  1. Komponen Input

  • Jumlah tebu giling (X1, ton)
  • Biaya tebu giling ( CX1, 1000Rp)
  • Jumlah bahan bakar (X2, kg)
  • Biaya bahan bakar (CX2, 1000Rp)
  • Jumlah Tenaga kerja (X3, orang)
  • Biaya tenaga kerja (CX3, 1000Rp)
  • Biaya Management (Z1, 1000Rp)
  • Biaya Penyusutan (Z2, 1000Rp)

  1. Komponen Output

  • Produksi Gula (Q1, ton)
  • Penerimaan gula (TRQ1, 1000Rp)
  • Produksi Tetes (Q2, ton)
  • Penerimaan tetes (TRQ2, 1000Rp)

IV. Metode Analisis
    Penelitian ini menggunakan alat analisis DEA (Data Envelopment Analysis). Setiap unit kegiatan ekonomi (UKE) yaitu setiap pabrik gula diukur efisiensi relatifnya. Untuk mengukur efisiensi industri digunakan alat analisis DEA. Data Envelopment Analysis (DEA) dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki analisis rasio parsial dan regresi berganda. DEA merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu unit kegiatan ekonomi (yang selanjutnya disingkat UKE) yang menggunakan banyak input dan banyak output, dimana penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin dilakukan, efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan UKE lain dalam sampel (sekelompok UKE yang saling diperbandingkan) yang menggunakan jenis input dan output yang sama. 
      Dalam DEA, efisiensi relatif UKE didefinisikan sebagai rasio dari total output tertimbang dibagi total input tertimbangnya (total weight output/total weighted input). Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weights) atau timbangan untuk setiap input dan output UKE. Bobot tersebut memiliki sifat : (1) tidak bernilai negatif, dan (2) bersifat universal, artinya setiap UKE dalam sampel harus dapat menggunakan seperanagkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya (total weighted output / total weighted input 1). DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memilih bobot yang memaksimalkan rasio efisiensinya (maximum total weighted output/total weighted input), karena setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda pula, maka setiap UKE akan memiliki seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut. Secara umum UKE akan menetapkan bobot yang tinggi untuk input yang penggunaannya sedikit dan untuk output yang dapat diproduksi dengan banyak. Bobot-bobot tersebut bukan merupakan nilai ekonomis dari input dan outputnya, melainkan sebagai penentu untuk memaksimumkan efisiensi dari suatu UKE. Sebagai gambaran jika suatu UKE merupakan perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (profit-maximizing firm), dan setiap input dan outputnya memiliki biaya per unit serta harga jual per unit, maka perusahaan tersebut akan berusaha menggunakan sedikit mungkin input yang biaya per unitnya termahal dan berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang harga jualnya tertinggi.
DEA memiliki beberapa nilai manajerimal. Pertama, DEA menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE yang lain didalam sampel. Angka efisiensi ini memungkinkan seorang analis untuk mengenali UKE yang paling membutuhkan perhatian dan merencanakan tindakan perbaikan bagi UKE yang tidak / kurang efisien.
       Kedua, jika suatu UKE kurang efisien (efisiensi<100%), DEA menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (efficient reference set, efisiensi = 100%) dan seperangkat angka pengganda (multipliers) yang dapat digunakan oleh manajer untuk menyusun strategi perbaikan. Informasi tersebut memungkinkan seorang analis membuat UKE hipotesis yang menggunakan input yang lebih sedikit dan menghasilkan output yang paling tidak sama atau
lebih banyak dibanding UKE yang tidak efisien, sehingga UKE hipotesis tersebut akan memiliki efisiensi yang sempurna jika menggunakan bobot input dan bobot output dari UKE yang tidak efisien. Pendekatan tersebut memberi arah strategis bagi manajer untuk meningkatkan efisiensi suatu UKE yang tidak efisien melalui pengenalan terhadap input yang terlalu banyak digunakan serta output yang produksinya terlalu rendah. Sehingga seorang manajer tidak hanya mengetahui UKE yang tidak efisien, tetapi ia juga mengetahui seberapa besar tingkat input dan output harus disesuaikan agar dapat memiliki efisiensi yang tinggi.
       Ketiga, DEA menyediakan matriks efisiensi silang. Efisiensi silang UKE A terhadap UKE B merupakan rasio dari output tertimbang dibagi input tertimbang yang dihitung dengan menggunakan tingkat input dan output UKE A dan bobot input dan output UKE B. Analisis efisiensi silang dapat membantu seorang manajer untuk mengenali UKE yang efisien tetapi menggunakan kombinasi input dan menghasilkan kombinasi output yang sangat berbeda dengan UKE yang lain (PAU-SE UGM, 2000).

Formula DEA

(Qk) Vik Xik = 1
Urk 0 : r = 1, … s
Vrk 0 ; I = 1,…, m
Vik = bobot yang diberikan pada input 1 oleh UKE k
Urk = bobot yang diberikan pada output r oleh UKE k

Konsep Dasar Data Envelopment Analysis (DEA)
Data Envelopment Analysis (DEA) adalah pengembangan programasi linier yang didasarkan pada teknik pengukuran kinerja relatif dari sekelompok unit input dan output. DEA dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki analisis rasio parsial maupun regresi berganda. DEA merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang menggunakan banyak input maupun output. Dalam DEA efisiensi relatif UKE didefinisikan sebagai rasio dari total output tertimbang dibagi total input tertimbangnya. Inti dari DEA adalah menentukan bobot yang memiliki sifat:
  • Tidak bernilai negatif
  • Bersifat Universal

Metode DEA memiliki asumsi bahwa setiap UKE akan memilih bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya. Karena setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan output yang berbeda pula, maka setiap UKE akan memilihseperangkat bobot yang  mencerminkan keragaman tersebut.

Nilai Manajerial DEA
  1. DEA menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE yang lain didalam sampel.
  2. Jika suatu UKE kurang efisien (efisiensi < 100%), DEA menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (100%).
  3. DEA menyediakan matriks efisiensi silang.

Keterbatasan DEA
  • DEA mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapat diukur.
  • DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik dengan unit lain dalam tipe yang sama.
  • Dalam bentuk dasarnya DEA berasumsi adanya Constrant Return To Scale (CRTS).
  • Bobot input dan output yang dihasilkan oleh DEA tidak dapat diinterpretasikan dalam nilai ekonomi.

Dalam analisis DEA pada dasarnya ada tiga tahapan yang dilakukan yaitu :

1. Table of Efficiencies (Radial)
Analisis ini menunjukkan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) mana yang paling efisien. Efisiensi ditunjukkan dengan nilai optimal dari fungsi tujuan yang dikembangkan dari Linear Programming (LP). Nilai fungsi tujuan 100 (100%) berarti bahwa UKE tersebut efisien sementara yang kurang dari 100 berarti tidak efisien.

2. Table of Peer Units
Tabel ini digunakan untuk menentukan jika suatu UKE tidak efisien maka akan ditunjukkan bagaimana cara mencapai tingkat efisiensi (mencapai angka 100) dengan melihat peer (UKE yang menjadi acuan / pedoman untuk mencapai tingkat efisiensi).

3. Table of Target Values
Analisis ini digunakan untuk menentukan berapa persen efisiensi sudah terjadi untuk setiap UKE baik dari setiap struktur input maupun struktur output. Dalam tabel ini akan ditunjukkan nilai aktual dan target yang harus dicapai dari setiap input maupun setiap output. Jika besarnya nilai aktual sudah sama dengan nilai targetnya maka efisiensi untuk setiap input atau output sudah terjadi. Sebaliknya jika nilai antara aktual dengan target tidak sama maka efisiensi belum tercapai.

SUMBERisjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4304233239.pdf

YUNITA HILDA N (27211679)/2EB09
FAKULTAS EKONOMI
2011-2012





Tidak ada komentar:

Posting Komentar