Review 2 Metodologi Penelitian
Efisiensi Unit-Unit Kegiatan Ekonomi Industri Gula
Yang Menggunakan Proses Karbonatasi Di Indonesia
Metodologi Penelitian
Berdasarkan latar belakang,
perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan, dalam bagian ini
akan diuraikan : (1) Obyek penelitian, (2) Data dan Sumber
data, (3) Variabel Penelitian dan
(4) Metode Analisis.
I.Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah
pabrik-pabrik gula yang menggunakan proses karbonatasi
sebagai Unit-unit Kegiatan
Ekonomi (UKE).
II.Data dan Sumber
Data
Data diperoleh dari Pusat
Penelitian Industri Gula (P3GI). Asosiasi Gula Indonesia
(AGI), Dewan Gula Indonesia
(DGI), Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Urusan
Logistik, sebagai data sekunder. Data mengenai input –
output pabrik gula yang
menggunakan proses karbonatasi tahun 2002.
III. Variabel
Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan
dalam kajian efesiensi relatif antar pabrik-pabrik
gula yang menggunakan proses
karbonatasi yaitu:
- Komponen Input
- Jumlah tebu giling (X1, ton)
- Biaya tebu giling ( CX1, 1000Rp)
- Jumlah bahan bakar (X2, kg)
- Biaya bahan bakar (CX2, 1000Rp)
- Jumlah Tenaga kerja (X3, orang)
- Biaya tenaga kerja (CX3, 1000Rp)
- Biaya Management (Z1, 1000Rp)
- Biaya Penyusutan (Z2, 1000Rp)
- Komponen Output
- Produksi Gula (Q1, ton)
- Penerimaan gula (TRQ1, 1000Rp)
- Produksi Tetes (Q2, ton)
- Penerimaan tetes (TRQ2, 1000Rp)
IV. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan alat
analisis DEA (Data Envelopment Analysis). Setiap unit kegiatan ekonomi (UKE) yaitu
setiap pabrik gula diukur efisiensi relatifnya. Untuk mengukur efisiensi industri
digunakan alat analisis DEA. Data Envelopment Analysis (DEA) dapat mengatasi
keterbatasan yang dimiliki analisis rasio parsial dan regresi berganda. DEA merupakan prosedur
yang dirancang secara khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu unit kegiatan
ekonomi (yang selanjutnya disingkat UKE) yang menggunakan banyak input dan banyak output,
dimana penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin dilakukan, efisiensi
relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan UKE lain dalam sampel (sekelompok
UKE yang saling diperbandingkan) yang menggunakan jenis input dan output yang sama.
Dalam DEA, efisiensi relatif UKE
didefinisikan sebagai rasio dari total output tertimbang dibagi total input
tertimbangnya (total weight output/total weighted input). Inti dari DEA adalah menentukan bobot
(weights) atau timbangan untuk setiap input dan output UKE. Bobot tersebut memiliki
sifat : (1) tidak bernilai negatif, dan (2) bersifat universal, artinya setiap UKE dalam sampel
harus dapat menggunakan seperanagkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya
(total weighted output / total weighted input ≤ 1). DEA berasumsi bahwa setiap UKE
akan memilih bobot yang memaksimalkan rasio efisiensinya (maximum total
weighted output/total weighted input), karena setiap UKE menggunakan kombinasi input yang
berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda pula, maka setiap UKE
akan memiliki seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut. Secara umum
UKE akan menetapkan bobot yang tinggi untuk input yang penggunaannya sedikit dan untuk
output yang dapat diproduksi dengan banyak. Bobot-bobot tersebut bukan merupakan nilai
ekonomis dari input dan outputnya, melainkan sebagai penentu untuk memaksimumkan
efisiensi dari suatu UKE. Sebagai gambaran jika suatu UKE merupakan perusahaan yang
berorientasi pada keuntungan (profit-maximizing firm), dan setiap input dan outputnya
memiliki biaya per unit serta harga jual per unit, maka perusahaan tersebut akan berusaha
menggunakan sedikit mungkin input yang biaya per unitnya termahal dan berusaha memproduksi sebanyak
mungkin output yang harga jualnya tertinggi.
DEA memiliki beberapa nilai
manajerimal. Pertama, DEA menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif
terhadap UKE yang lain didalam sampel. Angka efisiensi ini memungkinkan seorang analis untuk
mengenali UKE yang paling membutuhkan perhatian dan merencanakan tindakan
perbaikan bagi UKE yang tidak / kurang efisien.
Kedua, jika suatu UKE kurang efisien
(efisiensi<100%), DEA menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (efficient
reference set, efisiensi = 100%) dan seperangkat angka pengganda (multipliers) yang
dapat digunakan oleh manajer untuk menyusun strategi perbaikan. Informasi tersebut
memungkinkan seorang analis membuat UKE hipotesis yang menggunakan input yang lebih
sedikit dan menghasilkan output yang paling tidak sama atau
lebih banyak dibanding UKE yang
tidak efisien, sehingga UKE hipotesis tersebut akan memiliki efisiensi yang sempurna
jika menggunakan bobot input dan bobot output dari UKE yang tidak efisien. Pendekatan
tersebut memberi arah strategis bagi manajer untuk meningkatkan efisiensi suatu UKE
yang tidak efisien melalui pengenalan terhadap input yang terlalu banyak digunakan serta
output yang produksinya terlalu rendah. Sehingga seorang manajer tidak hanya mengetahui
UKE yang tidak efisien, tetapi ia juga mengetahui seberapa besar tingkat input dan output
harus disesuaikan agar dapat memiliki efisiensi yang tinggi.
Ketiga, DEA menyediakan matriks
efisiensi silang. Efisiensi silang UKE A terhadap UKE B merupakan rasio dari output
tertimbang dibagi input tertimbang yang dihitung dengan menggunakan tingkat input dan
output UKE A dan bobot input dan output UKE B. Analisis efisiensi silang dapat membantu
seorang manajer untuk mengenali UKE yang efisien tetapi menggunakan kombinasi input dan
menghasilkan kombinasi output yang sangat berbeda dengan UKE yang lain (PAU-SE UGM,
2000).
Formula DEA
(Qk) Vik Xik = 1
Urk ≥ 0 : r = 1, … s
Vrk ≥ 0 ; I = 1,…, m
Vik = bobot yang diberikan pada
input 1 oleh UKE k
Urk = bobot yang
diberikan pada output r oleh UKE k
Konsep Dasar Data
Envelopment Analysis (DEA)
Data Envelopment
Analysis (DEA)
adalah pengembangan programasi linier yang didasarkan pada teknik pengukuran
kinerja relatif dari sekelompok unit input dan output. DEA dapat mengatasi keterbatasan
yang dimiliki analisis rasio parsial maupun regresi berganda. DEA merupakan prosedur
yang dirancang secara khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan
Ekonomi (UKE) yang menggunakan banyak input maupun output. Dalam DEA efisiensi relatif UKE
didefinisikan sebagai rasio dari total output tertimbang dibagi total input tertimbangnya.
Inti dari DEA adalah menentukan bobot yang memiliki sifat:
- Tidak bernilai negatif
- Bersifat Universal
Metode DEA memiliki asumsi bahwa
setiap UKE akan memilih bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya.
Karena setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan output
yang berbeda pula, maka setiap UKE akan memilihseperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut.
Nilai Manajerial
DEA
- DEA menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE yang lain didalam sampel.
- Jika suatu UKE kurang efisien (efisiensi < 100%), DEA menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (100%).
- DEA menyediakan matriks efisiensi silang.
Keterbatasan DEA
- DEA mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapat diukur.
- DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik dengan unit lain dalam tipe yang sama.
- Dalam bentuk dasarnya DEA berasumsi adanya Constrant Return To Scale (CRTS).
- Bobot input dan output yang dihasilkan oleh DEA tidak dapat diinterpretasikan dalam nilai ekonomi.
Dalam analisis DEA pada dasarnya
ada tiga tahapan yang dilakukan yaitu :
1. Table of
Efficiencies (Radial)
Analisis ini menunjukkan Unit
Kegiatan Ekonomi (UKE) mana yang paling efisien. Efisiensi ditunjukkan dengan
nilai optimal dari fungsi tujuan yang dikembangkan dari Linear Programming (LP). Nilai fungsi
tujuan 100 (100%) berarti bahwa UKE tersebut efisien sementara yang kurang dari 100
berarti tidak efisien.
2. Table of Peer
Units
Tabel ini digunakan untuk
menentukan jika suatu UKE tidak efisien maka akan ditunjukkan bagaimana cara
mencapai tingkat efisiensi (mencapai angka 100) dengan melihat peer (UKE yang menjadi acuan /
pedoman untuk mencapai tingkat efisiensi).
3. Table of
Target Values
Analisis ini digunakan untuk
menentukan berapa persen efisiensi sudah terjadi untuk setiap UKE baik dari setiap
struktur input maupun struktur output. Dalam tabel ini akan ditunjukkan nilai aktual dan
target yang harus dicapai dari setiap input maupun setiap output. Jika besarnya nilai aktual sudah
sama dengan nilai targetnya maka efisiensi untuk setiap input atau output sudah terjadi.
Sebaliknya jika nilai antara aktual dengan target tidak sama maka efisiensi belum
tercapai.
SUMBER: isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4304233239.pdf
YUNITA HILDA N (27211679)/2EB09
FAKULTAS EKONOMI
2011-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar